CWY dan Pemimpin Muda dalam Aksi
Shofwan Karim - Dosen/Assoc. Prof/Lektor Kepala Pascasarjana UM SumbarCWY dan Pemimpin Muda dalam Aksi
Tanggal 19 Desember 2013
Setelah 29 tahun ke Kanada (2) -- Shofwan Karim — Kami menunggu sehari penuh. Ujungnya Air Porter Penerbangan ke Halifax membawa kami terbang. Keberangkatan yang tertunda itu membuat catatan lain lagi.
Francois, Manajer Program Canada World Youth (CWY) untuk wilayah Atlantik Kanada sudah menunggu di terminal Bandara Halifax.
Hari menunjukkan pukul 02.00 dini hari waktu di sini, Minggu (15/12). Lama menunggu, namun check in bagasi (bagasi) tak ada tanda-tanda mencogok. Larangan berjalan itu tidak bergerak mengedarkan barang-barang penumpang.
mencakup bagasi penumpang pesawat Bombardier Q400 itu tidak satupun yang dibawa bersama penerbangan yang kami tumpangi. Semua penumpang pesawat baling-baling 90 kursi itu antri di konter tempat melaporkan keadaan itu. Kami baru tahu bahwa hal ini juga karena akibat cuaca dan salju yang buruk.
Air Porter tidak mau mengambil risiko memperberat beban pesawat. Ini adalah akibat dari beberapa penerbangan sebelum ini yang dibatalkan dan ditunda. Akibatnya penumpang menumpuk ke penerbangan yang berangkat belakangan dan bagasi ditinggalkan di Toronto.
Sampai tulisan ini ditulis, bagasi kami belum ada kabarnya. Karena itu setiap penumpang diminta melaporkan bagasi masing-masing. Untung sebelum berangkat kemarin lalu di Jakarta saya mengambil foto bagasi dengan smart phone. Petugas dengan mudah mengumpulkan koleksi bagasi saya.
Francois (baca: Frangsoa) sudah bekerja di CWY sejak 23 tahun lalu. Membawa saya dan Esa Sukmawijaya serta Rosih Rukminihsih dari Kemenpora RI ke home stay (rumah-tumpang) terletak di sudut kota Halifax.
Nama penginapannya adalah Fresh Start Bed & Breakfast. Ini rumah-inap langganan CWY sejak puluhan tahun. Rumah ini dipilih karena berkualitas dan sewa dalam ruangan yang relatif murah.
Lebih dari itu pemilik rumah yang sudah pensiunan dua saudara nenek-nenek itu sangat ramah dan bersahabat. Oleh karena itu para pelanjut manajemen CWY menganggap inilah tempat yang tepat untuk menginapkan tamu-tamunya sepanjang program usia yang sudah 42 tahun.
CWY Didirikan pada tahun 1971 oleh Politisi Senator Jecques Hebert (1923-2007) dan didorong oleh sahabat kentalnya Perdana Menteri Kanada Pierre Elliott Treadeu (1919-2000). Nama PE Treadeu, bahkan diabadikan menjadi nama Bandara Internasional Montreal.
Program CWY berpusat pada tolak dari visi membangun sebuah dunia yang aktif, melibatkan dan mengajak warga global untuk berbagi tanggung jawab untuk kesejahteraan semua orang di planet ini.
Misinya adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat, terutama kaum muda, untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat yang adil, harmonis, dan berkelanjutan.
Hingga saat ini sudah 65 negara menjadi partner dan sudah 36 ribu pemuda-pemudi yang terlibat aktif dalam program ini di seluruh dunia.
Bagi Indonesia, program pertukaran pemuda dengan Kanada sudah memasuki tahun ke-39, sejak dimulai tahun 1974. Untuk 5 tahun kontrak kerja sama paling baru antara Kemenpora RI dan Canada World Youth (CWY) adalah 2009 sampai 2014.
Mereka, para peserta sekarang disebut relawan (sukarelawan). Di zaman saya, tiga dekade lalu mereka disebut peserta (peserta). Mereka bekerja berpasangan, 1 pemuda atau pemudi Indonesia dan sebaliknya pemuda-pemudi Kanada. Begitu pula pasanan tempat tinggal di rumah keluarga angkat (keluarga-penerima) .
Mereka setiap kelompok di dampingi satu pasang Indoensia-Kanada yang disebut Program Supervisor (PS). Di zaman saya dulu disebut Group Leader (pemimpin grup) dan di atasnya ada Koordinator Negara (Country Co-ordinator).
Dulu kegiatan ini disebut Program Pertukaran Pemuda. Sejak 5 tahun terkahir program ini lebih keren disebut Pemimpin-pemimpin Pemuda dalam Aksi (Youth Leaders In Action).
Guna memperpanjang kontrak kerjasama lima tahun berikutnya, 2015 -2020 diadakan program review. Untuk pihak Indonesia, review itu diadakan 24-28 November lalu. Dan untuk Kanada diadakan 15-19 Desember 2015 ini.
Sewaktu muda, saya menjadi Peserta program ini 1980-1981, Pimpinan Grup 1982-1983 dan Koordinator Negara 1984-1985. Setelah alumni saya menjadi Ketua Umum Alumni Nasional 1989-1993. Sekarang saya menjadi penasihat senior untuk program alumni ini.
Dalam kaitan itulah maka saya selalu dilibatkan oleh Kemenpora RI dan Dinas Pemuda dan Olahraga di Sumbar serta Kanada World Youth untuk terus mengembangkan dan meningkatkan program ini.
Kali ini, selain review di Indonesia saya menjadi delegasi bersama dua dari Kemenpora untuk melakukan hal yang sama di tiga lokasi wilayah Atlantik Kanada.
Tiga grup pemuda Indonesia-Kanada terdiri atas masing-masing grup 9 pemuda dan pemudi. Masing-masing negara melanjutkan program di lokasi yang sama sejak 2009. Maka mereka masing-masing di bagian tiga tadi, melaksanakan pengabdian di Kanada, Halifax dan Truro, Provinsi Nova Scotia dan Charlottetown, Provinsi Prince Edward Island.
Setelah ke 54 Pemuda-pemudi Indonesia usia 17-25 tahun menyelesaikan program proyek di Kanada, mereka akan melanjutkan program ini di lokasi yang sama sejak 4 tahun lalu di Desa Sungai Gohong, Kalteng dan dua desa di Jabar, Cikandang dan Depok di Kabupaten Garut.
Mulai tadi pagi sampai malam, Senin (16/12/2013), kami mulai melakukan review atau bahasa umum monitoring dan evaluasi. Bagaimana refleksi tinjauan itu? (*)